Panglima TNI Tersinggung Aksi Umat Islam Dikaitkan Upaya Kudeta
Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo meyakini upaya
makar tidak akan mungkin dilakukan kelompok Islam untuk menjatuhkan
pemerintahan Presiden Joko Widodo.
Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) Jenderal
Gatot Nurmantyo usai berbincang dengan para buruh dari berbagai elemen kawasan
Tangerang di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD, Tangerang. Rabu
(9/11/2016). Panglima berbincang tentang wawasan kebangsaan.
Dia pun merasa tersinggung dengan adanya informasi yang
berkembang di masyarakat, yang mengaitkan aksi umat Islam dengan upaya kudeta
pemerintahan Presiden Jokowi.
"'Kudeta Presiden Jokowi', saya agak tersinggung
kata-kata itu, karena saya umat Islam juga," ujar Gatot dalam talkshow
"Rosi" yang tayang di Kompas TV, Kamis (4/5/2017) malam.
Gatot menceritakan dua organisasi Islam, yakni
Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama, menjadi motor bersama rakyat dari kelompok
agama lain dalam merebut kemerdekaan Indonesia.
Di saat para ulama menggalang kekuatan bersama berbagai
lapisan masyarakat, Gatot mengingatkan bahwa saat itu Tentara Nasional
Indonesia (TNI) belum ada.
Sumber : Kompas.Com |
Sehingga, lanjut Gatot, keinginan dan naluri pejuang
rakyat Indonesia lah yang kemudian berhasil membawa Indonesia menjadi negara
yang merdeka meski hanya bermodalkan bambu runcing.
"Apakah sejak perjuangan itu, yang mayoritas
dilakukan umat Islam, lalu dipertahankan umat Islam dan kemudian umat Islam
yang merusaknya? Tidak mungkin!" ucap Gatot Nurmantyo.
"Buktinya aksi 411, 212, aman, damai, dan
tertib," kata mantan Kepala Staf Angkatan Darat itu.
Gatot menilai adanya kabar soal upaya makar dalam aksi
unjuk rasa bela agama itu adalah berita bohong (hoax). Berita hoax itu
ditujukan untuk menakuti rakyat Indonesia.
"Jangan takut! Indonesia tidak bisa ditakuti
karena Indonesia adalah kumpulan manusia yang berjiwa patriot," kata
dia.
Gatot pun berpesan agar setiap aksi unjuk rasa yang
dilakukan masyarakat jangan dicurigai sebagai aksi yang ingin menggulingkan
pemerintahan yang sah.
"Kalau ada demo, jangan dianggap makar. Pasti demo
akan dilakukan dengan kedewasaan masyarakat salurkan aspirasinya, dan itu
sah-sah saja," ucap Gatot.
Sumber : Kompas.com
No comments: