KEHAMILAN DILUAR RAHIM,KEHAMILAN EKTOPIK : GEJALA, PENYEBAB, PENANGANAN
Kehamilan ektopik adalah kehamilan yang
terjadi di luar kandungan (rahim), hal ini terjadi ketika sel telur yang
dibuahi malah menempel pada organ-organ di luar rahim, biasanya di salah satu
saluran tuba. Dengan demikian kehamilan tidak bisa berkembang menjadi janin,
dan tentunya akan menimbulkan masalah pada kebanyakan kasus.
Seperti kita ketahui dalam proses
kehamilan, sel telur yang telah dibuahi akan melakukan perjalanan sampai akhirnya
menempel pada rahim dan tumbuh di sana. Dalam kasus kehamilan ektopik, telur
yang telah dibuahi secara abnormal tidak menempel pada rahim. Sebaliknya,
mungkin menempel pada tuba falopi, rongga perut, atau leher rahim. Sementara
ketika dilakukan tes kehamilan menunjukkan test pack positif. Menurut American
Academy of Family Physicians (AAFP), kehamilan ektopik terjadi pada satu dari
setiap 50 kehamilan. Terkadang, hamil di luar kandungan ini tidak menyebabkan
gejala nyata dan hanya terdeteksi selama pemeriksaan kehamilan rutin. Namun,
kebanyakan wanita mengalami gejala kehamilan ektopik, dan ini biasanya menjadi
jelas antara minggu 5 dan minggu 14 kehamilan. Apabila di biarkan hamil di luar
kandungan dapat menjadi darurat medis. Pengobatan yang tepat mengurangi risiko
komplikasi yang berbahaya.
Apa Gejala Kehamilan Ektopik?
Mual dan nyeri payudara adalah gejala umum
pada kehamilan ektopik ataupun kehamilan dalam rahim. Pada awalnya sama persis
dengan hamil normal. Namun, gejala berikut ini lebih sering terjadi pada hamil
di luar kandungan apabila mengalami gangguan sehingga lebih sering disebut
sebagai kehamilan ektopik terganggu (KET), kondisi ini dapat menunjukkan
keadaan darurat medis :
·
Rasa
nyeri tajam di perut, panggul, bahu, atau leher.
·
Sakit
parah yang terjadi di salah satu sisi perut.
·
Bercak
ringan atau flek yang keluar dari jalan lahir atau bisa jadi perdarahan hebat.
·
Pusing
atau pingsan.
·
Rasa
tertekan pada dubur.
Anda harus menghubungi dokter atau mencari
pengobatan segera jika mengalami gejala KET seperti di atas.
Apa
Penyebab Kehamilan Ektopik?
Sayangnya, belum diketahui secara pasti apa
penyebab kehamilan ektopik. Dalam beberapa kasus, kondisi di bawah ini
berhubungan dengan kehamilan ektopik:
·
Peradangan
dan jaringan parut pada saluran tuba akibat penyakit sebelumnya seperti
infeksi, atau operasi pada daerah tuba.
·
Faktor
hormonal
·
Kelainan
genetik
·
Cacat
lahir
·
Kondisi
medis yang mempengaruhi bentuk dan kondisi saluran tuba dan organ reproduksi
Jika Anda melakukan pemeriksaan, maka
dokter akan memberitahu kondisi mana yang terjadi pada Anda.
Selain penyebab di atas, ada beberapa
kelompok wanita yang memiliki risiko lebih tinggi untuk terkena kehamilan
ektopik, antara lain sebagai berikut :
·
Usia
ibu 35 tahun atau lebih
·
Pernah
operasi panggul atau toperasi perut sebelumnya
·
Riwayat
penyakit radang panggul
·
Sejarah
endometriosis
·
Konsepsi
yang tetap terjadi meskipun sudah ligasi tuba (steril) atau alat kontrasepsi
(IUD)
·
Konsepsi
yang terjadi berkat bantuan obat kesuburan
·
Merokok
·
Pernah
mengalami kehamilan ektopik sebelumnya
·
Riwayat
penyakit menular seksual (PMS), seperti gonore atau klamidia
·
Memiliki
kelainan struktural dalam saluran tuba yang membuat telur kesulitan untuk
bergerak
Jika Anda memiliki salah satu dari
faktor-faktor risiko di atas, berkonsultasilah dengan dokter agar diberikan
saran-saran dalam upaya pencegahan.
Pengobatan Kehamilan Ektopik
Kehamilan ektopik terganggu merupakan
sesuatu yang berbahaya. Di sampig itu, embrio juga tidak akan mampu untuk
berkembang menjadi janin. Oleh sebab itu, penanganan terbaik adalah membuang
embrio yang menempel di luar kandungan sesegera mungkin. Pilihan pengobatan
akan bervariasi tergantung pada lokasi kehamilan ektopik dan perkembangannya.
Menggunakan Obat Jika dokter sudah
menentukan bahwa komplikasi yang berbahaya tidak terjadi, maka dia akan
meresepkan beberapa obat yang bisa menjaga agar kehamilan ektopik tidak
terganggu. Menurut American Academy of Family Physicians, satu obat yang umum
untuk tujuan ini adalah methotrexate. Metotreksat adalah obat yang menghentikan
pertumbuhan sel-sel yang membelah dengan cepat, seperti sel-sel massa ektopik.
Anda juga harus mendapatkan tes darah rutin untuk memastikan bahwa obat ini
bekerja efektif. Ketika obat ini bekerja efektif, maka akan muncul
gejala-gejala yang mirip dengan keguguran, termasuk kram perut, perdarahan, dan
jaringan yang keluar dari jalan lahir. Operasi lebih lanjut jarang diperlukan
setelah hal ini terjadi.
Penanganan dengan Operasi Kebanyakan dokter
bedah menyarankan agar mengangkat (membuang) embrio dan memperbaiki kerusakan
pada organ-organ dalam. Prosedur ini disebut laparoskopi. Dokter akan
memasukkan alat operasi yang dilengkapi dengan kamera kecil melalui sayatan
kecil di daerah perut. Dokter bedah akan mengangkat embrio dan memperbaiki
kerusakan tuba falopi. Jika operasi tidak berhasil, ahli bedah akan mengambil
tindakan laparotomi, kali ini melalui sayatan yang lebih besar.
Tips Perawatan di rumah
Dokter akan memberikan petunjuk khusus
mengenai perawatan sayatan setelah operasi. Tujuan utamanya adalah untuk
menjaga sayatan agar selalu bersih dan kering sehingga dapat sembuh dengan
cepat. Wasapadailah setiap tanda-tanda infeksi, yang dapat mencakup:
·
Perdarahan
yang tidak akan berhenti
·
Luka
jahitan berbau busuk dan bernanah
·
Teraba
hangat
·
Kemerahan
·
Membengkak
Anda bisa mengalami perdarahan ringan
melalui jalan lahir setelah operasi yang biasanya berlangsung sampai enam
minggu setelah operasi. Langkah-langkah perawatan yang bisa dilakukan agar
terjadi penyembuhan yang baik meliputi:
·
Tidak
mengangkat beban berat
·
Minum
banyak cairan untuk mencegah sembelit
·
Sementara
waktu hentikan ber ‘hubungani dengan suami, penggunaan tampon, dan douching
·
Beristirahatlah
sebanyak mungkin pada minggu pertama pasca-operasi, dan kemudian meningkatkan
aktivitas di minggu minggu berikutnya secara bertahap.
·
Selalu
memberitahukan dokter jika rasa sakit yang meningkat atau merasa ada sesuatu
yang tidak nyaman.
No comments: