Hal Penting yang Harus Kamu Tahu Tentang Diet Matahari
Tujuan
orang menjalani diet memang macam-macam, ada yang ingin memperbaiki pola makan
karena mengalami masalah pencernaan, memulai hidup sehat atau untuk menurunkan
berat badan. Pilihan jenis diet juga sudah banyak sekarang, jadi kita bebas
memilih mana yang sekiranya cocok. Namun meski jenisnya berbeda-beda, kunci
utamanya adalah mengatur pola makan.
Tapi
ledis, percayakah kamu jika ada sebuah diet yang tak begitu mempermasalahkan
pola makan? Bahkan asupan makanan juga tak terlalu penting bagi orang yang
mengikuti program diet ini. Diet yang satu ini disebut diet matahari. Artikel
Ledisia ini akan mengungkap hal-hal yang mutlak perlu kita tahu tentang diet
yang konon bisa membakar lemak dengan sinar matahari. Yuk simak!
Bermodal Sinar Matahari Bisa Jadi
Langsing, Benarkah? 3 Hal Penting Tentang Diet Matahari yang Wajib Kamu Tahu
Sebelum Mencoba!
Ha diet matahari? Kita “makan”
matahari?
No! bukan “makan”
matahari. Diet ini dilakukan dengan bantuan sinar matahari. Para mengikut diet
ini disebut dengan Breatharian. Kenapa disebut Breatharian? Karena diet ini
diteliti dan dipopulerkan oleh Breatharian
Institute of America. Sebenarnya, diet ini sudah banyak diketahui beberapa
Negara Eropa pada akhir 90-an, namun baru populer beberapa tahun belakangan di
Asia khususnya Tiongkok.
1.
Diet matahari yang konon tak hanya
membatasi asupan makanan, tapi malah tak menganjurkan untuk makan dan sedikit
mengkonsumsi air. Sebaliknya, diet ini lebih membutuhkan sinar matahari dan
alam.
Percayakah
kamu jika diet ini tak membahas soal pola makan dan asupan makan. Para
Breatharian ini justru berharap bisa memiliki tubuh indah dengan cara
mendapatkan paparan sinar matahari yang cukup. Mereka memang membatasi makanan
dan minum. Ada pula yang bahkan tak makan dan mengandalkan tubuh yang sehat dan
proporsional dengan bantuan sinar matahari saja.
Salah
satunya kita bisa melihat di film documenter yang menceritakan tentang dua
orang Breatharian. Dua orang tersebut bernama Michael Werner seorang ahli kimia
berusia 62 tahun dan seorang yogi India bernama Prahlad Jani yang mengaku telah
hidup selama 70 tahun tanpa makan dan minum. Sedangkan, Werner menceritakan
jika dia tak makan sejak 2001. Wow! Luar biasa ya ledis. Kamu bisa menonton
cerita mereka dalam film dokumenter berjudul “In the Beginning, There Was
Light.”
Konsep
dasar yang bisa kita pahami dari diet matahari ini adalah mereka menerapkan
prinsip Inedia (semacam berpuasa). Mereka mempercayai jika makanan dan air tak
terlalu penting untuk kehidupan. Pasalnya, cara pikir mereka lebih menekankan
pada keseimbangan alam dan menganggap jika hidup manusia hanya membutuhkan
udara, sinar matahari dan prana (kekuatan hidup).
Salah
satu keuntungan dari diet ini adalah para pakar Breatharian mengklaim jika diet
yang satu ini dapat menghindarkan stress sehingga mengurangi nafsu makan
berlebih serta membantu membersihkan tubuh dari racun.
2.
Banyak anggapan jika diet ini sangat
ekstrim. Buktinya di Tiongkok dan Hongkong justru menjadi trend an para wanita
disana rela terkena paparan sinar matahari agar tubuh mereka menjadi
proporsional
Banyak
orang yang beranggapan jika apa yang para wanita ini lakukan benar-benar tak
masuk akal. Logika yang mereka percayain memang cukup unik, mereka percaya jika
dilakukan dengan teratur (terkena paparan sinar matahari) maka lemak di tubuh
mereka akan meleleh sedikit demi sedikit dan otomatis akan jadi kurus.
Wanita-wanita
Tiongkok dan Hongkong ini rata-rata menghabiskan waktu sekitar 30 menit sebelum
matahari terbit dan tenggelam. Ada juga yang berpendapat jika semakin lama
mereka berjemur maka mereka bisa melewatkan waktu makan.Jadi, intinya ledis
diet ini membuat kita mengurangi intensitas makan karena berjemur atau bahkan
tak makan sama sekali.
3.
Sebaiknya pilihlah diet yang sewajarnya
saja, tak perlu menyusahkan diri sendiri atau bahkan bisa membahayakan. Diet
yang dijalankan dengan hati yang bahagia justru akan memberi hasil yang lebih
baik.
Semua
alasan demi tubuh kurus dan ramping sering mendapat pembenaran dan bisa
diterima oleh beberapa wanita. Tapi ingat ya ledis, tak semua hal dalam diet
juga baik untuk tubuh kita. Contohnya yang satu ini, meski banyak diminati dan
demi badan yang aduhai, tak menjamin diet ini aman. Buktinya, belum ada bukti
medis yang otentik untuk mempercayai diet ini aman 100 persen.
Di
Swiss justru ada seorang wanita berusia kira-kira 50 tahun yang mengaku sebagai
Breatharian meninggal dunia. Dia mempraktikan diet ini dengan panduan dari buku
karya Ellen Greve yang juga seorang Breatharian asal Australia. Wanita asal
Swiss ini bukan satu-satunya lho ledis. Dia adalah korban keempat dari diet
ini, sebelumnya telah ada korban dari Jerman, Inggris dan Australia.
Jadi,
sebaiknya pelajari dulu diet yang akan kita jalani berdasarkan saran ahli ya
ledis. Jika ingin melakukannya sendiri, jangan lupa gunakan sumber yang valid
dan dapat dipertanggungjawabkan. Jangan mudah terpengaruh dengan iming-iming
turun berat badan cepat jika merasa diet itu terlalu ekstrim dan membahayakan
diri sendiri
No comments: