Keputihan Pada Wanita Hamil
Keputihan yang dalam istilah medis disebut fluor albus
atau leucorrhoea merupakan cairan yang keluar dari vagina. Keputihan dapat
terjadi pada setiap wanita, tanpa memandang usia. Tiga per empat wanita di
dunia diperkirakan mengalami keputihan setidaknya sekali seumur hidupnya.
Wanita hamil pun kerap mengalami keputihan wanita
selama masa kehamilannya.
Menurut Dr. dr.
Dwiana Ocviyanti, Sp.OG dari Departemen Obstetri dan Ginekologi FKUI/RSCM
Jakarta, seorang wanita lebih rentan mengalami keputihan pada saat hamil karena
pada saat hamil terjadi perubahan hormonal yang salah satu dampaknya adalah
peningkatan jumlah produksi cairan dan penurunan keasaman vagina serta terjadi
pula perubahan pada kondisi pencernaan. Semua ini berpengaruh terhadap
peningkatan risiko terjadinya keputihan, khususnya yang disebabkan oleh infeksi
jamur.
Keputihan dapat bersifat normal (fisiologis) dan tidak
normal (patologis). Dalam keadaan normal, cairan yang keluar cenderung jernih
atau sedikit kekuningan dan kental seperti lendir serta tidak disertai bau atau
rasa gatal. Namun bila cairan yang keluar disertai bau, rasa gatal, nyeri saat
buang air kecil atau warnanya sudah kehijauan atau bercampur darah, maka ini dapat
dikategorikan tidak normal.
Keputihan seringkali dianggap sebagai hal yang umum dan
sepele bagi wanita. Di samping itu, rasa malu ketika mengalami keputihan kerap
membuat wanita enggan berkonsultasi ke dokter. Padahal, keputihan tidak normal
karena infeksi yang berlanjut dapat menimbulkan gangguan kesehatan. Pada ibu
hamil, selain dapat mengganggu kesehatan ibu, juga dapat berpengaruh terhadap
janin.
Baik wanita maupun ibu hamil yang mengalami keputihan
yang tidak normal, jelas Dr. Ovi, segeralah memeriksakan diri ke dokter agar
dokter dapat melakukan pemeriksaan secara seksama untuk mencari tahu penyebab
keputihan tersebut dan setelah itu barulah dapat memberikan terapi yang sesuai.
Penyebab
keputihan :
Penyebab keputihan dapat digolongkan pada dua golongan
besar, yaitu fisiologis dan patologis. Pada keadaan fisiologis, keputihan dapat
terjadi pada saat hamil, sebelum dan sesudah haid, saat mendapat rangsang
seksual, saat banyak melakukan aktivitas fisik yang kesemuanya tidak
menimbulkan keluhan tambahan seperti bau, gatal, dan perubahan warna.
Sedangkan keputihan patologis disebabkan oleh infeksi
mikroorganisma seperti virus, bakteri, jamur, dan parasit bersel satu
Trichomonas vaginalis. Dapat pula disebabkan oleh iritasi karena berbagai sebab
seperti iritasi akibat bahan pembersih vagina, iritasi saat berhubungan
seksual, penggunaan tampon, dan alat kontrasepsi.
Infeksi virus, bakteri, dan parasit bersel satu umumnya
didapatkan saat melakukan aktivitas seksual. Sementara infeksi jamur Candida sp
yang secara normal ada dalam saluran cerna dan vagina, dapat terjadi karena
pertumbuhan yang berlebihan akibat berbagai faktor, salah satunya adalah kehamilan
yang menimbulkan kondisi terjadinya penurunan imunitas tubuh dan juga vagina.
kandidiasis_vaginalisUmumnya penyebab keputihan
tersering pada wanita hamil adalah infeksi jamur Candida sp. Wanita hamil dapat
terkena keputihan sejak awal kehamilan hingga trimester akhir menjelang
persalinan. Namun pada keputihan karena infeksi jamur, akan lebih berat terjadi
pada bulan-bulan terakhir kehamilan karena pada saat tersebut kelembaban vagina
paling tinggi.
Menurut Dr. Ovi, selama belum terjadi persalinan dan
selaput ketuban masih utuh, dimana janin masih terlindungi oleh selaput ketuban
dan air ketuban yang steril, umumnya tidak ada efek langsung infeksi vagina
yang menyebabkan terjadinya keputihan pada janin. Namun bila saat persalinan
masih terdapat infeksi, maka dampak keputihan yang terjadi tergantung
penyebabnya, dimana bayi akan terkontak dengan penyebab keputihan tersebut.
Misalnya, pada infeksi Chlamydia dapat terjadi
keguguran hingga persalinan sebelum waktunya (persalinan prematur). Infeksi
virus Herpes simpleks dapat menyebabkan radang pada otak bayi (ensefalitis).
Infeksi jamur Candida sp dapat meningkatkan risiko terjadinya ayan (epilepsi).
Infeksi virus HPV dapat menyebabkan terjadinya papiloma laring pada bayi yang
menyebabkan gangguan pernapasan dan gangguan pencernaan bayi hingga kematian.
Infeksi bakteri Neisserea gonorrhoeae dapat menyebabkan infeksi pada mata bayi
hingga terjadi kebutaan.
Pada keputihan yang tidak normal yang disebabkan oleh
infeksi, tentunya infeksi yang berlanjut dan tergantung penyebabnya, dapat
mengganggu kesehatan ibu hamil. Misalnya bila terjadi infeksi Chlamydia pada
kehamilan, dapat terjadi pecahnya selaput ketuban sebelum masa persalinan. Hal
ini berakibat terjadinya infeksi pada janin dan juga pada ibu yang dapat menyebabkan
infeksi berat hingga kematian.
Pada keputihan yang normal boleh saja melakukan
hubungan seksual. Namun pada kondisi sedang terjadi masalah apalagi bila
masalah tersebut ada infeksi, maka hubungan seksual harus dihindari hingga
masalah selesai.
Diperlukan terapi pada pihak pasangan bila infeksi yang
terjadi mungkin sudah terjadi pula pada pihak pasangan, agar tidak terjadi
fenomena pingpong. Disebut fenomena pingpong karena infeksi pada perempuan yang
juga ada pada pasangan prianya menginfeksi kembali pihak perempuan setelah
perempuan tersebut sembuh dengan pengobatan sebelumnya.
Menyoal tentang cairan pencuci vagina, menurut Dr. Ovi,
cairan pencuci vagina yang bersifat antiseptik kuat atau bila dilakukan
pemasukan cairan pencuci vagina dalam jumlah besar ke dalam vagina (douche)
dapat merusak flora normal vagina sehingga menyebabkan jamur dan bakteri mudah
tumbuh. Sehingga untuk memilih cairan pencuci vagina, Dr. Ovi menyarankan
memilih yang mempunyai keasaman sesuai dengan vagina dan penggunaannya hanya
untuk di bagian luar vagina.
Pengobatan
keputihan :
Menurut Dr. Ovi, pada keputihan yang dikategorikan
normal tidak perlu ada terapi khusus, yang penting adalah membersihkan organ
intim secara benar dan teratur. Umumnya cukup dengan sabun khusus vagina dan
air bersih serta menjaga agar pakaian dalam tetap kering dan bersih setiap
saat. Sedangkan pada keputihan yang tidak normal sesuai dengan penyebabnya,
harus segera mendapatkan pengobatan medis. Demikian pula untuk keputihan yang
terjadi pada masa kehamilan.
keputihan dan kehamilan Penanganan atau pengobatan
untuk keputihan pada ibu hamil tergantung penyebab keputihan itu sendiri.
Misalnya penyebab yang tersering yaitu infeksi jamur Candida sp, pengobatan
yang paling aman pada perempuan hamil adalah pengobatan lokal dengan krim atau
sejenis kapsul yang dimasukkan ke dalam vagina.
Pada infeksi bakteri yang paling sering menyebabkan
persalinan prematur ada obat-obat minum dalam bentuk kapsul atau tablet yang
aman dikonsumsi ibu hamil. Pada infeksi Neiserrea gonorrhoeae ada suntikan atau
obat yang diminum dalam bentuk kapsul yang juga aman untuk ibu hamil.
Dr. Ovi menyarankan bagi wanita hamil yang menderita
keputihan pada masa kehamilan agar segera memeriksakan diri ke dokter untuk
memastikan apakah keputihan tersebut masih normal atau sudah tidak normal dan
memerlukan pengobatan.
Bagi suami yang istrinya mengalami keputihan saat
hamil, Dr. Ovi menyarankan agar suami mau terlibat dalam proses pengobatan.
Suami harus memahami bila dokter meminta untuk mengubah kebiasaan saat hubungan
seksual yang mungkin berpengaruh dalam menyebabkan keputihan pada pihak istri
seperti penggunaan kondom atau penggunaan gel khusus yang dapat membantu
menurunkan iritasi saat hubungan seksual, atau sementara tidak melakukan hubungan
seksual.
Suami juga mungkin diminta dokter untuk mengkonsumsi
obat tertentu untuk menghindari fenomena pingpong bila terjadi istri terinfeksi
oleh bakteri atau virus atau mikroorganisma lain yang dapat menular saat
hubungan seksual.
Menurut Dr. Ovi, tidak semua keputihan dapat dicegah,
terlebih bila penyebabnya adalah infeksi menular seksual. Meskipun demikian,
penggunaan kondom saat berhubungan seksual dapat menurunkan kejadian infeksi
menular seksual khususnya yang disebabkan oleh bakteri dan protozoa, sehingga
pada yang kerap mengalami keputihan tidak normal yang cenderung berulang,
selain terapi yang sesuai, penggunaan kondom juga dapat membantu.
No comments: