Header Ads

Berita Terbaru
recent

WASPADAI GEJALA SINDROM OVARIUM POLIKISTIK YANG DAPAT MERUSAK KESUBURAN ANDA!


Salah satu penyebab gagalnya memiliki momongan adalah adanya kista dalam ovarium Anda. Dalam dunia medis, kondisi ini disebut dengan sindrom ovarium polikistik (Polycystic Ovarium Syndrome atau PCOS). Wanita yang mengidap kondisi ini, mempunyai terlalu banyak hormon pria. Sebaliknya, ia tidak memiliki kecukupan hormon wanita yang dapat digunakan untuk memproduksi sel telur matang.

Jika sindrom ovarium polikistik ini menghampiri, ovulasi Anda akan menjadi tidak teratur bahkan langka. Kalau dibiarkan saja dan tidak segera dirawat, ketidakseimbangan hormon ini akan mempengaruhi semua area tubuh dan menambah resiko adanya penyakit tertentu seperti diabetes, penyakit jantung, dan ketidaksuburan.

Penyebab dan Gejala Sindrom Ovarium Polikistik. Jika Menstruasi Tak Teratur atau Tak Ada, Bisa Jadi Kesuburan Anda Sedang Terusik!
Lalu, apa saja penyebab sindrom ovarium polikistik? Gejala apa saja yang akan dirasakan jika sindrom ini menghampiri? Apa pula yang seharusnya segera dilakukan? Untuk mengetahui lebih lengkapnya, mari kita simak poin-poin berikut dengan seksama!
Sindrom ovarium polikistik bermula dari tidak dilepaskannya sel telur Anda. Karena ia tetap terjebak pada folikel yang penuh cairan, lama kelamaan terjadilah kista.


Pada wanita yang normal, ovulasi akan selalu terjadi setiap bulan. Ovulasi dimulai ketika folikel ovarium (kantung berisi cairan yang mengandung sel telur) terbuka dan melepaskan sel telur yang sudah matang ke tuba falopi. Tapi jika Anda punya sindrom ovarium polikistik, kelebihan hormon pria akan mencegah sel telur tadi dari proses pematangan dan pelepasan.
Pada akhirnya, sel telur tetap berada di dalam folikel yang penuh cairan. Sel telur yang terjebak dalam folikel inilah yang disebut kista. Banyak wanita dengan sindrom ovarium polikistik mengalami pembesaran ovarium, yang juga mengandung sekelompok kista kecil tadi.
Dengan tidak adanya perkembangan folikel yang normal dan ovulasi, otomatis kadar hormon laki-laki tetap berada dalam level tinggi. Sedangkan itu, hormon wanita jumlahnya tidak seimbang. Siklus ini pun akan terus-menerus berulang sampai selama kista tadi masih ada.
Sindrom ovarium polikistik juga ada hubungannya dengan kadar insulin. Kelebihan insulin dalam tubuh akan menimbulkan produksi hormon pria pada wanita sehingga kesuburan anda terganggu.

Banyak wanita dengan sindrom ovarium polikistik memiliki resistensi insulin. Artinya, tubuh tidak bisa memproses zat glukosa (gula) secara efisien. Kemudian kelebihan hormon insulin inilah yang akan mendorong glukosa ke dalam sel agar zat ini bisa disimpan untuk menjadi energi. Namun, terlalu banyak insulin akan memberi dampak bertambahnya nafsu makan dan berujung pada kenaikan berat badan. Selain itu, produksi hormon pria Anda akan terus bertambah seiring waktu.
Pada banyak kasus, sindrom ovarium polikistik disebabkan oleh faktor genetik, diet, dan lingkungan. Tapi, faktor genetik dan lingkunganlah yang menimbulkan risiko paling tinggi.
Para ahli medis sesungguhnya tidak yakin dengan penyebab pasti sindrom ovarium polikistik. Namun pada banyak kasus, sindrom ini banyak sekali terjadi pada kelompok keluarga. Maksudnya, jika ada riwayat sindrom ovarium polikistik di keluarga, maka potensi Anda terkena juga besar. Oleh karenanya, peneliti percaya bahwa faktor genetika turut terlibat.

Faktor diet dan lingkungan yang berbahaya/beracun juga dipercaya bisa menjadi faktor penyebab sindrom ovarium polikistik. Namun, para ahli lebih percaya bahwa penyebab sindrom ovarium polikistik yang paling mungkin adalah terjadinya perpaduan antara faktor genetika dan lingkungan sekaligus. Jika keduanya terjadi pada Anda, kemungkinan terkena sindrom akan lebih besar.
Setiap wanita punya karakteristik masing-masing dalam gejala sindrom ovarium polikistik. Namun yang pasti, periode menstruasi Anda akan menjadi tidak teratur atau absen sama sekali.
Setiap wanita dengan sindrom ovarium polikistik memiliki karakteristik dan keunikan kadar hormonnya masing-masing. Fluktuasi gejala yang terjadi pun bisa berbeda-beda pada masing-masing wanita. Seperti yang dilansir dari laman babycenter.com, hingga 80% wanita dengan sindrom ovarium polikistik mengalami obesitas. Mereka yang mengalami obesitas tersebut, biasanya membawa kelebihan berat badan pada area di sekitar pinggang.
Sementara itu, lebih dari 70% wanita dengan sindrom ovarium polikistik memiliki pertumbuhan rambut yang berlebihan di sekitar wajah, dada, perut bagian bawah, punggung, dan paha. Yang lainnya lagi punya gejala-gejala umum sebagai berikut :

1.         Periode yang tidak teratur, bahkan tidak ada

2.       Perdarahan selama periode yang sangat ringan, sangat berat, atau tidak bisa diprediksi

3.       Problem kulit seperti jerawat dan bercak hitam

4.       Penipisan rambut pada kulit kepala

5.       Apnea tidur (gangguan tidur dengan kesulitan napas yang terjadi berulang kali)

6.       Sulit hamil
Jika Anda punya gejala-gejala seperti yang disebutkan di atas, jangan pernah buang waktu! Menstruasi yang tidak teratur saja sudah merupakan salah satu gejala ketidaksuburan. Apalagi kalau disertai gejala sindrom ovarium polikistik, bukan?

Yuk, segera periksakan diri ke dokter, Ledis. Jika punya, bawalah grafik ovulasi dan lengkapi dengan riwayat keluarga dan kesehatan Anda. Dokter akan mendiagnosa dan berdiskusi dengan Anda, kemudian melakukan pemeriksaan fisik, tes darah, serta USG. Jangan tunda lagi! Jika tidak periksa sekarang, kapan lagi?


No comments:

Powered by Blogger.